sajak transmigran II - F.Rahardi

dia selalu singkong

dan terus-menerus singkong

hari ini singkong

tadi malam singkong

besuk mungkin singkong

besuknya lagi juga singkong

di rumah sepotong singkong

di ladang seikat singkong

di pasar segerobak singkong

di rumah tetangga sepiring singkong

enam bulan lagi tetap singkong

setahun lagi tetap singkong

sepuluh tahun masih singkong

duapuluh tahun makin singkong

dan limapuluh tahun kemudian

transmigran beruban

sakit-sakitan

mati

lalu dikubur di ladang singkong

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kembalikan Indonesia padaku-Taufiq Ismail

Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,

Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,

sebagian berwarna putih dan sebagian hitam,

yang menyala bergantian,

Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam

dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,

Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam

karena seratus juta penduduknya,

Kembalikan

Indonesia

padaku

Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malam

dengan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 wat,

Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelam

lantaran berat bebannya kemudian angsa-angsa berenang-renang di atasnya,

Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,

dan di dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 wat,

sebagian putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,

Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renang

sambil main pingpong di atas pulau Jawa yang tenggelam

dan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar lautan,

Kembalikan

Indonesia

padaku

Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam

dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,

Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam

karena seratus juta penduduknya,

Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,

sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,

Kembalikan

Indonesia

padaku 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gerakan Syahwat Merdeka (Atau tentang rasa malu yang redup tenggelam di tanah air kita)

Reformasi sebagai gelombang raksasa

Membawa perubahan politik dahsyat satu dasawarsa

Dan menumpang masuklah penghancur nilai-nilai luhur bangsa,

Penumpang destruktif pelaksana

Dengan ciri kerja gabungan utama:

Permisif: serba boleh

Adiktif: serba kecanduan

Brutalistik: serba kekerasan

Transgresif: serba melanggar aturan

Hedonistik: serba mau enak, foya-foya

Materialistik: serba benda, diukur

Dan mereka bekerja dengan leluasa, karena tidak ada rasa malu lagi dalam panca indera

Dengan mengusung nilai permisif, serba boleh begitu-begini

Hak orang lain diambil, tanpa rasa malu lagi

Populernya ini disebut korupsi

Dan menjadilah negeri ini menduduki papan atas di dunia koruptif kini

Karena rasa malu terkikis nyaris habis

Nilai permisif yang serba boleh itu menyebabkan hak penggunaan kelamin orang lain

Diambil dicuri tanpa rasa isi

Karena rasa malu sudah sangat erosi

Perilaku adiktif, serba kecanduan di negeri kita ini

Melingkupi alkohol, nikotin, narkotika dan pornografi

Dilakukan orang karena rasa malu yang makin kerdil mengecil

Tingkah laku brutalistik, serba kekerasan

Menyebabkan wajah Indonesia tak lagi ramah dan sopan

Sedikit-sedikit murka, kepalan teracung, kata-kata nista

Menggoyang pagar, merusak kantor, membakar kendara

Bringas, ganas, sampai membunuh sesama bangsa

Begitulah rasa malu sudah habis dan sirna

Kelakuan transgresif, serba melanggar peraturan

Mengakunya progresif, pelopor kemajuan

Tapi sejatinya transgresor, melangkahi merusak tatanan

Mendobrak tabu kepada yang muda diajarkan

Karena rasa malu sudah hancur berantakan

Perilaku hedonistik, serba mau enak dan foya-foya

Memperagakan kekayaan di lautan kemiskinan

Empati jadi direduksi luar biasa

Karena rasa malu sudah raib ke angkasa

Kelakuan materialistik, serba benda

Segala aspek kehidupan diukur dengan uang semata

Cengkeramannya makin terasa dalam perilaku hidup kita

Karena rasa malu akan kita cari kemana

Inilah adegan kehancuran budaya bangsa kita

Salah satu sebab utama, dari banyak faktor yang dapat dieja

Yang sepatutnya kita sebut sambil menangis

Di dalam praktik di masyarakat kita hari ini

Terutama berlangsung sejak Reformasi

Tak ada sosok dan bentuk organisasi resminya

Tapi jaringan kerjasamanya mendunia,

Kapital raksasa mendanainya,

Ideologi gabungan melandasinya

Dengan gagasan neo-liberalisme sebagai lokomotifnya

Dan banyak media massa jadi pengeras suaranya

Dan tak ada rasa malu dalam pelaksanaannya

Inilah Gerakan Syahwat Merdeka

Dan pornografi salah satu komponen pentingnya.

taufiq ismail

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PENYAIR TANPA ADA

Pagi ini aku masih belum ada
Tapi aku masih pula bahagia
Tak seperti orang kebanyakan
Yang masih terpenjara
Belenggu dunia..

Tidak dengan aku!
Aku terbang dengan sajakku
Ku rentangkan seluruh jiwa

Aku lari ke utara
ketika banyak orang
lari ke selatan

Inilah
aku penyair
Inilah
Aku yang tak ada
Inilah
Aku Penyair tanpa ada..
HADI SANTOSA

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia – W.S. Rendra

Aku tulis sajak ini di bulan gelap raja-raja.
Bangkai-bangkai tergeletak lengket di aspal jalan.
Amarah merajalela tanpa alamat.
Ketakutan muncul dari sampah kehidupan.
Pikiran kusut membentuk simpul-simpul sejarah.
O, jaman edan !
O, malam kelam pikiran insan !
Koyak-moyak sudah keteduhan tenda kepercayaan.
Kitab undang-undang tergeletak di selokan
Kepastian hidup terhuyung-huyung dalam comberan.
O, tatawarna fatamorgana kekuasaan !
O, sihir berkilauan dari mahkota raja-raja !
Dari sejak jaman Ibrahim dan Musa
Allah selalu mengingatkan
bahwa hukum harus lebih tinggi
dari keinginan para politisi, raja-raja, dan tentara.
O, kebingungan yang muncul dari kabut ketakutan !
O, rasa putus asa yang terbentur sangkur !
Berhentilah mencari ratu adil !
Ratu adil itu tidak ada. Ratu adil itu tipu daya !
Apa yang harus kita tegakkan bersama
adalah Hukum Adil.
Hukum Adil adalah bintang pedoman di dalam prahara.
Bau anyir darah yag kini memenuhi udara
menjadi saksi yang akan berkata :
Apabila pemerintah sudah menjarah Daulat Rakyat,
apabila cukong-cukong sudah menjarah ekonomi bangsa,
apabila aparat keamanan sudah menjarah keamanan,
maka rakyat yang tertekan akan mencontoh penguasa,
lalu menjadi penjarah di pasar dan jalan raya.
Wahai, penguasa dunia yang fana !
Wahai, jiwa yang tertenung sihir tahta !
Apakah masih buta dan tuli di dalam hati ?
Apakah masih akan menipu diri sendiri ?
Apabila saran akal sehat kamu remehkan
berarti pintu untuk pikiran-pikiran gelap
yang akan muncul dari sudut-sudut gelap
telah kamu bukakan !
Cadar kabut duka cita menutup wajah Ibu Pertiwi
Airmata mengalir dari sajakku ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

CINTA YANG AGUNG

Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia..

Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu..

Apabila cinta tidak berhasil
Bebaskan dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..

Tapi..ketika cinta itu mati..
kamu tidak perlu mati bersamanya

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh..
(Kahlil Gibran)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

FIKSI: SEBUAH TEKS PROSA NARATIF



1.FIKSI: PENGERTIAN DAN HAKIKAT

Karya Imajiner dan Estis. Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi (fiction), teks naratif (narrative teks) atau wacana naratif (narrative discource) (dalam pendekatan struktural dan semio tik). Astilah fiksi dalam pengertian ini adalah cerita rekaan atau cerita khayalan. Fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah (Abrams, 1981: 61).karya fiksi menyaran pada suatu karya yang menceritakab sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan dan tidak sebenarnya. Istilah fiksi sering digunakan dalam pertentangan dengan realitas-sesuatu yang benar ada dan terjadi pada dunia nyata yang bersifat empiris, inilah yang membedakan antara fiksi dan non fiksi. Tokoh, peristiwa, dan tempat yang disebut-sebut dalam fiksi adalah tokoh, peristiwa, dan tempat yang bersifat imajinatif, sedangkan pada karya nonfiksi bersifat faktual.
Fiksi menurut Alternberd dan Lewis (1966: 14), dapat diartikan sebagai ”prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia”.
Dalam dunia kesastraan terdapat suatu bentuk karya sastra yang mendasarkan diri pada fakta. Karya yang demkian oleh Abrams disebut sebagai fiksi historis (historical fiction), jika yang menjadi dasar penulisan fakta sejarah, fiksi biografis (biographical fiction), dan fiksi sains (scince fiction), jika yang menjadi dasa penulisan fakta ilmu pengetahuan.
Kebenaran Fiksi. Ada perbedaan antara kebenaran dalam dunia fiksi dengan dunia nyata. Kebenaran dalam dunia fiksi adalah kebenaran yang sesuai dengan keyakinan pengarang, yang keabsahannya sesuai dengan pandanganya terhadap masalah hidup dan kehidupan.

2. PEMBEDAAN FIKSI

Dewasa ini, penyebutan untuk karya fiksi fiksi ini lebih ditunukan pada karya yang berbentuk prosa naratif/ teks aratif. Karya lain yang penulisannya tidak berbentuk prosa, misalnya dialog seperti dalam dama atau sandiwara, termasuk skenario dalam film, juga puisi-puisi drama dan puisi balada, pada umunya tidak disebut sebagai karya fiksi.
Dalam penulisan ini istilah dan pengertian fiksi sengaja dibtasi pada karya yang berbentuk prosa, prosa naratif, atau teks naratif. Ini menunjuk pada karya yang berwujud novel, dan cerpen.novel dan cerpen (juga dengan roman) sering dicobabedakan orang, walau tentu saja hal itu lebih bersifat teoritis. Orang jjuga mencobabedakan antara novel serius dengan novel populer-yang ini lebih lagi bersifat teoritis dan tentatif.
Walau demikian, sebenarnya kita tidak dapat menyangkal bahwa karya-karya itu juga mengandung unsur rekaan


a. Novel dan Cerita Pendek

Novel dan cerpen merupakan dua bentuk karya sastra yang sekaligus berbentuk fiksi. Novel berasal dari kata novella (Itali) yang berarti ’sebuah barang baru yang kecil’, dan kemudian diartikan sebagai ’ cerita pendrek dalam bentuk prosa’ (Abrams, 1981: 119). Novella dan novelle mengandung arti sesbuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan.
Perbedaan antara novel dengan cerpen yaang utama dadpat dilihat dari segi formalitas bentuk, segi panjang cerita. Cerita yang panjang sejumlah ratusan halaman tidak dapat disebut sebagai cerpen melainkan novel. (Jassin, 1961: 72) mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam-suatu hal yan kiranya tidak munngkin dilakukan untuk sebuah novel. Ada cerpen yang pendek sekali (short short story) berkisar 500-an kata; cerpen yann panjang cukupan (long short story) yang terdiri dari beberapa puluh ribu kata. Karya sastra yang disebut dengan novelet adalah karya yang lebih pendek dari pada novel, tapi lebih panjangn daripada cerpen.
Novel dan cerpen mempunyai kesamaan, keduanya dibangun oleh unsur-unsur pembangun/ unsur-unsur cerita yan sama, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Novel dan cerpen sama-sama memiliki unsur peristiwa, plot, tema, latar, sudut pandang, tokoh, dll. Namun demkian, terdapat perbedaan intensitas juga kuantitas dalam hal ”pengoprasian” unsir-unsur cerita tersebut.
Novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, lebih banyak, lebih rinci, lebih detail dan lebih banyak melibatkan berbagai permadalahan yang lebih kompleks. Sedangkan kelebihan cerpen yang khas adalah kemampuannya mengemukaan secara lebih banyak-jadi secara lebih implisit dari sekedar apa yang diceritakakan. Diphak lain, kelebihan novel yang khas adalah kemampuan menyanpaikan permasalahan yang komples secara penuh.
Unsur-unsur pembangun sebuah novel, seperti plot, tema, penokohan dan latar, secara umum dapat dikatakan lebih rinci dan kompleks daripada unsur-unsur cerpen.

b. Novel Serius dan Novel Populer

Novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya kalangan remaja. Ia menampilakn masalah-masalah yang aktual dan selalu menzaman. Novel populer tidak menampilkan permasalahan kehidupan secara lebih intens, tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan. Novel populer pada umumnya bersifat artifisial, hanya bersifa sementara, cepat ketinggalan zaman, dan tidak memaksa prang untuk membacanya sekali lagi.
Novel serius dipihak lain, jusru ”harus” sanggup memberikan yangn serba berkemungkinan, dan itulah sebenarnya makna sastra yang sastra. Membaca novel serius jika kita ingin memahaminya dengan baik, diperlukan daya konsenrtasi yang tinggi disertai kemauan untuk itu.
Novel populer lebih mudah dibaca dan lebih mudah dinikmati karena ia memangn semata-mata menyampaikan cerita (Stanton,1985:2). Ia tidak berpretensi mengejar efek estetis, melainkan memberikan hiburan langsung dari aksi ceritanya.
Berhubung novel populer lebih mengejar selea pembaca, komersial. Ia tak akan menceritakan sesuatu yang bersifat serius sebab hal itu dapat berarti akan berkurangnya jumlah penggemarnya.
Novel serius tidak bersifat mengabdi kepada selera pambaca, dan memang, pembaca novel jenis ini tidak mungkin banyak. Novel-novel yang dikategorikan sebagai novel serius inilah yang selama ini banyak dibicarakan didunia kritik sastra walau ada juga kritikus yangn secara intensif membahas novel-novel pop.

3. UNSUR-UNSUR FIKSI

Unsur fiksi berikut dilakukan menurut pandangan tradisional dan diikuti pandangan menurut Santon dan Chapman.
a. Intrinsik dan Ekstrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sebdiri. Unsur yang dimaksud adalah peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut apndang pencitraan, gaya bahasa dan lain-lain.
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada diluar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi sistem organisme karya sastra.
Unsur-unsur menurut Welllek dan Werren antara lain adalah keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan dan pandangan hidup yang akakn mempengaruhi karyanya.

b. Fakta, Tema, Sarana Cerita
Fakta dalam sebuah cerita meliputi karakter, plot dan seting. Ketiganya merupakan unsur fiksi yang secara faktual dapat dibayangkan peristiwanya, eksistensinya, dalam sebuah novel. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Ia selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, maut, religius dan sebagainya.
Sarana pengucapan sastra, sarana kesastraan adalah teknik yang digunakan pengarang untuk memilih dan menyusun detil-detil cerita (peristiwa dan kejadian) menjadi pola yang bermakna. Macam sarana sastra yang dimaksud adalah berupa sudut pandang penciitraan, gaya bahasa dan nada, simbolisme, dan ironi.

c. Cerita dan Wacana
Cerita merupakan isi dari ekspresi naratif, sedangkan wacana merupakan merupakan bentuk dari sesuatu yang diekspresikan. Cerita terdiri dari peristiwa dan wujud keberadaannya, ekksistensinya. Peristiwa itu sendiri dapat berupa tindakan , aksi dan kejadian. Wujud eksistensinya terdiri dari tokoh dan unsur-unsur latar. Wacana merupakan sarana untuk mengungkapkan isi.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kajian Fiksi

Kajian Fiksi

1. Hakikat Fiksi
Pengkajian terhadap karya fiksi, berarti penelaah, penyelidikan, atau mengkaji, menelaah, menyelidiki karya fiksi tersebut. Novel merupakan sebuah struktur organisme yang kompleks, unik, dan mengungkapkan segala sesuatu (lebih bersifat) secara tidak langsung. Tujuan utama analisis kesastraan, fiksi, puisi, ataupun yang lain adalah untuk memahami secara lebih baik karya sastra yang bersangkutan, di samping untuk membantu menjelaskan pembaca yang kurang dapat memahami karya itu.

Manfaat yang akan terasa dari kerja analisis itu adalah jika kita (segera) membaca ulang karya-karya kesastraan (novel,cerpen) yang dianalisis itu, baik karya-karya itu dianalisis sendiri maupun orang lain. Namun demikian adanya perbedaan penafsiran dan atau pendapat adalah sesuatu hal yang wajar dan biasa terjadi, dan itu tidak perlu dipersoalkan. Tentu saja masing-masing pendapat itu tak perlu memiliki latar belakang argumentasi yang dapat diterima.

Heuristik dan Hermeneutik
Heuristik merupakan pembacaan karya sastra pada system semiotik tingkat pertama, berupa pemahaman makna sebagaimana yang dikonvensikan oleh bahasa (yang bersangkutan) yaitu pengetahuan tentang bahasa itu, kompetensi terhadap kode bahasa. Hermeneutik merupakan pemahaman keseluruhan berdasarkan unsur-unsurnya dan sebaliknya, pemahaman unsur-unsur berdasarkan keseluruhannya. Dalam kajian kesastraan peda umumnya dikenal analisis struktural dan semiotik. Kajian analisis struktural menekankan pada adanya fungsi dan hubungan antarunsur (intrinsik) dalam sebuah karya sastra. Kajian semiotik merupakan usaha pendekatan yang muncul lebih kemudian, yang antara lain sebagai reaksi atas pendekatan struktural yang dianggap mempunyai kelemahan-kelemahan. Namun dalam praktik kedua pendekatan ini sulit dibedakan karena saling melengkapi.

2. Kajian Struktural
Sebuah karya sastra, fiksi, atau puisi, menurut kaum strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur (pembangunnya). Strukturalisme dapat dipandang sebagi salah satu pendekatan (baca: penelitian) kesastraan yang menekankan pada kajian hubungan antarunsur pembangun karya sastra yang bersangkkutan. Analisis struktural karya sastra dalam hal ini fiksi dapat dilakukan dengan mengidentifikasika, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik fiksi yang bersangkutan.
Analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antarberbagai unsur karya sastra yang yang secara bersama menghasilakan sebuah keseluruhan. Analisis structural dapat berupa kajian yang menyangkut relasi unsur-unsur dalam microteks, satu keseluruhan wacana, dan relasi intertekstual (Hartoko dan Rahmanto, 1986: 136). Analisis struktural sebaiknya dilengkapi dengan analisis yang lain, yang dalam hal ini semiotik, sehingga menjadi analisis struktural-semiotik, atau analisis struktural yang dikaitkan dengan keadaan sosial budaya secara luas.

3. Kajian Semiotik
Peletak dasar teori semiotik ada dua orang yaitu Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Pierce. Semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda (Hoed, 1992: 2). Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, dll. Perkembangan teori semiotik hingga dewasa ini dapat dibedakan ke dalam dua jenis yaitu semiotik komunikasi yang menekankan pada teori produksi tanda dan semiotik signifikasi yang menekankan pada pemahaman atau pemberian makna suatu tanda.

3.1 Teori Semiotik Pierce
Teori Pierce mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut sebagai tanda jika ia mewakili sesuatu yang lain. Sebuah tanda yang representamen haruslah mengacu atau mewakili sesuatu yang disebut objek. Agar berfungsi tanda harus dipahami atau ditangkap misalnya dengan bantuan suatu kode. Interpretant yaitu pemahaman makna yang timbul dalam kognisi (penerima tanda) lewat interpretasi. Proses perwakilan tanda disebut semiosis.Pierce membedakan hubungan antara tanda dengan acuannya ke dalam tiga jenis hubungan yaitu:
 Ikon, jika ia berupa hubungan kemiripan.
 Indeks, jika ia berupa hubungan kedekatan eksistensi.
 Simbol, jika ia brupa hubungan yang sudah terbentuk secara konvensi.

3.2 Teori Semiotik Saussure
Teori ini sebenarnya berkaitan dengan pengembangan teori linguistik secara umum. Bahasa sebagai sebuah sistem tanda, menurut Saussure memiliki dua unsur yang tak terpisahkan: signifier dan signified, signifiant dan signifie, atau penanda dan petanda. Kenyataannya bahwa bahasa merupakan sebuah sistem, mengandung arti bahwa ia terdiri dari sejumlah unsur, dan unsur itu saling berhubungan secara teratur dan berfungsi sesuai dengan kaidah, sehingga ia dapat dipakai untuk berkomunikasi.Kajian semiotik karya sastra, dengan demikian, dapat dimulai dengan mengkaji kebahasaannya dengan menggunakan tataran-tataran seperti dalam stidi linguistik. Bahasa sebagai aspek material atau alat dalam karya sastra, lain halnya dengan, misalnya cat dalam seni lukis, telah memiliki konsep makna tertentu sesuai dengan konvensi masyarakat pemakainya.

4. Kajian Intertekstual
Kajian intertekstual dimaksudkan sebagai kajian terhadap sejumlah teks (teks kesastraan), yang diduga mempunyai bentuk-bentuk hubungan tertentu, misalnya menemukan adanya hubungan unsur-unsur intrinsik seperti ide, gagasan, peristiwa, plot, penokohan, (gaya) bahasa, dan lain-lain, di antara teks-teks yang dikaji. Masalah ada tidaknya hubungan antarteks ada kaitannya dengan niatan pengarang dantafsiran pembaca. Kajian intertekstual berangkat dari asumsi bahwa kapan pun karya ditulis, ia tidak mungkin lahir dari situasi kekosongan budaya.
Karya sastra yang ditulis lebih kemudian, biasanya mendasarkan diri pada karya-karya yang lain yang telah ada sebelumnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik dengan cara meneruskan maupun menyimpangi(menolak, memutarbalikkan esensi) kovensi. Karya sastra yang dijadikan dasar penulisan bagi karya yang kemudian disebut sebagai hipogram. Adanya karya-karya yang ditranformasikan dalam penulisan karya sesudahnya ini menjadi perhatian utama kajian intertekstual, misalnya lewat pengontrasan antara sebuah karya dengan karya-karya yang lain yang diduga menjadi hipogramnya. Prinsip intertekstual yang utama adalah prinsip memahami dan memberikan makna karya yang bersangkutan. Misalnya hubungan intertekstual dalam teks fiksi, antara penokohan tokoh wanita Tuti dalam Layar Terkembang dan Tini dalam Belenggu dengan tokoh-tokoh perempuan pada sejumlah novel Balai Pustaka. Pada tokoh perempuan novel Balai Pustaka dapat dilihat bahwa masih diperempuankan belum diwanitakan, mereka adalah tokoh yang hanya diobsesikan sebagai ibu rumah tangga, wanita di pihak lain menyaran kepada pertentangan makna negatif dari perempuan.

5. Dekonstruksi
Model pendekatan dekonstruksi dalam bidang kesastraan fiksi, dewasa ini terlihat banyak diminati orang sebagai salah satu model atau alternative dalam kegiatan pengkajian kesastraan. Teori dekonstruksi menolak pandangan bahwa bahasa telah memiliki makna yang pasti, tentu dan konstan, sebagaimana halnya pandangan strukturalisme klasik. Pembacaan karya sastra, menurut paham dekonstruksi, tidak dimaksudkan untuk menegaskan makna sebagaimana halnya yang lazim dilakukan sebab, sekali lagi, tak ada lagi makna yang dihadirkan sesuatu yang sudah menentu, melainkan justru untuk menemukan makna kontradiktifnya, makna ironinya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS